1.
Klasifikasi Komposit
Material komposit
terdiri dari berbagai Variasi penguat (Reinforcement)
yang bersama dengan matriks menghasilkan keunggulan sifat yang lebih baik. Ditinjau
dari proses terjadinya, komposit dapat diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu :
a.
Komposit alami
Jenis material komposit
ini banyak terdapat dialam dan terjadinya secara alami. Contohnya bambu, rotan,
serabut kelapa sawit, dan lain-lain.
b.
Komposit buatan
Komposit ini terbentuk
atas campur tangan manusia, disengaja dan dibuat dengan memadukan dua atau
lebih material yang berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan sifat yang
diinginkan. Contohnya baju tahan peluru, bodi pesawat terbang, body kapal boat,
dan lain-lain.
Berdasarkan matriks, komposit
dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok
besar yaitu
:
a.
Komposit bermatrik polymer atau Polymer Matrix Composites (PMCs)
b.
Komposit bernatrik logam atau Metal Matrix Composites (MMCs)
c.
Komposit bermatrik Keramik atau Ceramic Matrix Composites (CMCs)
Komposit berdasarkan
jenis penguatnya dapat
dijelaskan
sebagai
berikut :
a. Particulate
composite, penguatnya berbentuk partikel
b. Fibre composite, penguatnya berbentuk serat
c. Structural composite, cara penggabungan material komposit
Komposit mempunyai bahasan yang tidak terbatas, karena selalu dikembangkan
untuk berbagai aplikasi dan kebutuhan terhadap suatu spesifikasi material.
Secara struktural unsur pokoknya komposit dibagi menjadi lima kelas, yaitu :
a.
Komposit serat (fiber
composite)
Tersusun atas serat dengan atau tampa matriks. Semua material komposit,
tipe serat khususnya pemasukan serat pada matriks. Beberapa tekstur komposit
terdiri dari serat bidang, dengan atau tampa matriks dan reikat struktur serat
dimana matriks ditambahkan. Sejak bentuk serat kebanyakan material adalah lebih
kuat beberapa kali dibandingkan bentuk melintang. Para insinyur lebih memilih
serat sebagai material teknik. Metode yang paling efisien yang belum ditemukan
adalah mengkombinasikan material berserat kekuatan tarik besar dan modulus
elastisitas rendah.
b. Komposit
partikel ( particulate composite)
Tersusun atas partikel dengan atau tampa matriks. Komposit partikel
memiliki unsur pokok tambahan yang pada dasarnya satu atau dua dimensional atau
mikroskopik. Dalam beberapa komposit bagaimanapun unsur pokok tambahan adalah
secara makroskopik nondimensional. Hanya pada skala makroskopik itu dapat
menjadi dimensional. Komposit partikel berbeda dari serat dan serpihan. Tipe
pada distribusi unsur tambahan yang biasanya acak dari pada komposit partikel
adalah biasanya isotropik
c. komposit
berlapis (Lamina composite)
Tersusun atas lapisan-lapisan. Komposit lamina memiliki penguat yang
berbentuk lembaran, kertas, dan kain yang direkatkan atau dikencangkan. Tipe
komposit ini berbeda dengan kompost lainnya karena pada komposit ini memiliki
lapisan-lapisan, biasanya akan terlihat jelas pada tingkatan kasar penglihatan.
Komposit lamina memiliki daya tarik spesial karena komposit ini lebih mudah
untuk didesain, produksi, standarisasi, dan mudah dikontrol bila dibandingkan
dengan bentuk komposit lainnya
d. Komposit
dengan pengisi (filled composite)
Bentuk sederhana dari komposit dengan pengisi terdiri dari kontinyu tiga
dimensional struktur matriks yang masuk atau mengisi dengan fase kedua material
pengisi. Pengisi juga memiliki bentuk tiga dimensi, dibatasi atau dibedakan
oleh ruang kosong pada matriks. Matriks itu sendiri mungkin berbentuk sarang
lebah, kumpulan sel atau berbentuk rangakaian bunga karang yang acak dengan
pori terbuka, yang paling familiar dari komposit dengan pengisi struktur sel adalah
lebih baik dan fungsi dari pengisi adalah untuk melengkapi dengan yang lebih
diperlukan sekali dan memperbaharui sendiri permukaan.
Bagian serbuk logam dan benda tuangan yang kedap atau paduan yang sendiri
masuk dalam kategori ini. Beberapa komposit dengan pengisi terbaru,
bagaimanapun sampai pada solid struktur terdiri dari dua jalinan rangka yang
berbeda sifat. Selain itu yang memiliki sel-sel besar, kegunaan utama dari
matriks mungkin untuk membatasi pengisi dalam ciri sendiri dan volume yang terbatas
untuk mengontrol akumulasi regangan
e. Komposit
serpihan (flake composite)
Tersusun atas serpihan dengan atau tampa matriks. Meskipun kekuatan dan
dimensi dari serat membuatnya lebih banyak digunakan dalam struktur komposit,
penguatan dengan serpihan digunakan dimana sifat anisotropi dibutuhkan. Selama
serpihan berada paralel, sifat umum mungkin dipertahankan pada penguatan dengan
serpihan, seperti pada sifat unidireksional komposit berpenguat serat, yang
sejajar dengan serat. Serpihan juga mungkin terbungkus dengan kerapatan tinggi
yang memberikan keuntungan dalam harga yang relative murah dalam manufaktur
dibandingkan serat. Juga distribusi pelat rata terhadap matriks dapat
memberikan halangan yang substansial terhadap uap, gas bahan kimia, dan juga memberikan
ketahanan temperatur tinggi dan tahanan listrik atau konduktivitas. Komposit
serpihan boleh jadi adalah yang paling sedikit diketahui dari komposit dan
sudah pernah diuji untuk aplikasi struktural. Komposit serpihan terdiri dari
lapisan-lapisan atau serpihan-serpihan yang saling melekat pada bidang pemisah
pengikat atau tergabung kedalam matriks. Tergantung dari material yang
digunakan, serpihan dapat diberikan dalam jumlah sedikit atau hampir seluruh
komposit.
Dibandingkan dengan material logam, material komposit mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan antara lain :
Kelebihan
material komposit non logam dibandingkan logam biasa :
- Lebih ringan
- Tahan terhadap korosi
- Ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan akibat kelelahan
- Kekuatan dan kekakuan meningkat
- Mampu menyerap gelombang mikro (dipakai untuk keperluan militer)
- Perpindahan panas mendekati nol sehingga cocok untuk penggunaan pada pesawat ruang angkasa.
Kekurangan
material komposit non logam dibandingkan dengan logam biasa :
- Harga dari material komposit relatif mahal
- Metode pengujiannya mahal dan rumit
- Memerlukan perlindungan dari cahaya atau sinar langsung
- Proses penyimpanan memerlukan tempat khusus dan mahal
2.
Unsur Pokok Komposit
Komposit adalah perpaduan dari bahan yang dipilih berdasarkan kombinasi sifat fisik
masing-masing
material penyusun untuk menghasilkan material baru dengan sifat yang
unik
dibandingkan sifat material dasar sebelum dicampur dan terjadi ikatan permukaan antara masing-masing material penyusun. Dengan adanya perbedaan dari material penyusunnya maka komposit antar material harus berikatan
dengan kuat,
sehingga perlu adanya penambahan
wetting agent.
Beberapa tingkat definisi komposit yang dapat dianggap sebagai dasar untuk
menentukan defenisi dari komposit yaitu :
a.
Tingkat dasar
Pada tingkatan ini,
molekul tunggal dan sel Kristal, semua material tersusun dari dua atau lebih
atom yang berbeda dan dapat disebut sebagai komposit itu termasuk compound
alloy, polymer, dan keramik. Hanya elemen murni yang tidak termasuk dalam
tingkatan ini
b.
Mikrostruktur
Pada
tingkatan ini fase kristal dan compound, komposit hanya dibatasi sebagai
material tersusun dari dua atau lebih kristal, struktur molekul atau fase yang
berbeda. Dari definisi ini banyak material sederhana, homolithik atau
homogenous dapat diklasifikasikan sebagai komposit. Contohnya baja yang terdiri
dari unsur karbon dan besi yang dapat dianggap sebagai komposit
c. Makrostruktur
Pada tingkatan ini dengan prinsip yang
kami pelajari, maka kita setuju dengan berat struktur, bentuk unsur pokok,
matrik, partikel, dan pengisi (filler)
bahwa komposit sebagai sistem material yang tersusun dari unsure pokok makro
yang berbeda. Pada prinsipnya komposit tersusun atas beberapa komponen penyusun
baik itu metalik, organik, dan inorganik. Secara umum komponen penyusun
komposit memiliki kekuatan dan modulus yang tinggi dari matriksnya sedangkan
material matriks berfungsi sebagai media transfer beban ke penguat dan
melindungi penguat dari lingkungan. Bentuk penyusun utama yang digunakan pada
material komposit adalah serat (fibre),
partikel, lapisan (lamine), serpihan
(flakes), pengisi (filler), rambut (whisker), dan matriks. Sifat-sifat kompist secara umum bila
dibandingkan dengan komponen penyusunnya antara lain memiliki ketangguhan dan
kekuatan yang lebih baik, ringan, ketahanan terhadap korosi, ketahanan terhadap
suhu thermal yang tinggi, umur fatik yang lama serta mudah dibentuk. Hal ini
disebabkan oleh komponen penyusunnya saling menutupi satu sama lain.
Sifat maupun Karakteristik dari komposit ditentukan oleh :
1.
Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan
karakteristik material penyusun
menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
2.
Bentuk
dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk
dan cara penyusunan
komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
3.
Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.
3. Metode Pembuatan Komposit
Metode pembuatan/manufaktur Komposit dengan serat dibuat
dengan berbagai proses, namun umumnya diklasifikasikan sebagai cetak terbuka
atau tertutup.
1.
Proses cetak terbuka
Proses
cetak terbuka dengan cetakan berongga tunggal dapat mengahasilkan produk tampa
atau dengan tekanan yang rendah.
Proses cetak terbuka diantaranya Hand lay-up, Spray-up,
dan centrifugal casting.
Badan kapal yang menggunakan serat merupakan contoh yang baik karena proses ini
dapat diterapkan untuk membuat benda besar dengan satu permukaan yang
licin. Serat dan resin dimasukkan
kedalam cetakan kemudian ditekan dengan tujuan menghilangkan udara yang mungkin
yang mungkin ada disela serat dan resin.
Benda
cetak seperti ini biasanya dimatangkan di udara, tetapi dapat juga digunakan
vakum atau tekanan untuk memantapkan produknya. Produk yang dapat dibuat dengan
proses cetakan terbuka adalah suku cadang pesawat terbang, koper, komponen
kendaraan, dan lain-lain. Salah satu teknik komersial lain yang banyak
digunakan untuk membuat komposit yang diperkuat resin yaitu dengan proses
semprot. Pada proses ini, serat dan resin disemprotkan sebagai lapisan
berselang-seling. Perahu dan benda-benda besar lainnya dibuat dengan cara ini.
2.
Proses cetakan tertutup
Menggunakan cetakan yang terdiri
dari dua bagian yang umumnya dibuat dari logam. Karena kedua sisinya diselesaikan
dengan baik, detail permukaan sangat jelas. Proses cetakan tertutup diantaranya
compression moulding, injection moulding,
transfer moulding. Umumnya produk kecil yang dibuat dengan proses ini
karena harga cetakan tertutup mahal.
4. Komposit Berpenguat Serat Enceng Gondok
Komposit adalah kombinasi dari dua material atau lebih yang
mana salah satu dari material tersebut dinamakan material penguat dan material
lainnya disebut dengan matriks. Material penguat yang akan digunakan dalam
penelitian ini berupa komposit alam yaitu serat enceng gondok dan semen putih
serta matriksnya berupa resin polyester yang merupakan turunan dari resin
thermosetting.
Komposit digunakan dengan bertitik tolak mempunyai sifat
mekanik yang lebih unggul dibandingkan dengan material dasarnya. Material
penguat mempunyai sifat yang berbeda dengan matriknya. Oleh karena itu
penggabungan dari beberapa jenis material tersebut pada penelitian ini akan
dicoba untuk menggabungkan sifat elastis dari serat enceng gondok dengan sifat
kaku dan keras dari resin polyester. Diharapkan material paduan ini akan
memiliki sifat yang tangguh terhadap tekanan dari luar. Tujuan membuat komposit
berpenguat serat adalah untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang tinggi
berdasarkan pertimbangan terhadap serat. Karakteristik dari sifat-sifat ini
ditunjukkan oleh kekuatan spesifik dan modulus spesifik. Selain parameter
tersebut, juga pertimbangan terhadap rasio kekuatan tarik terhadap berat jenis
dan rasio modulus elstisitas terhadap berat spesifik. Selain mempunyai kekuatan
spesifik yang tinggi, komposit berpenguat serat juga ringan dengan rapat serat
yang rendah.
5. Pengaruh Panjang Serat
Sifat mekanik komposit berpenguat serat tergantung pada
sifat serat dan derajat perpindahan beban dari matriks ke serat. Kekuatan
efektif sangat tergantung kepada panjang kritik serat. Sedangkan panjang kritis
tergantung pada diamaeter serat dan kekuatan tarik maksimum serta panjang ikatan antar serat dan matriks
pada permukaan material tersebut.
6. Pengaruh Konsentrasi dan Orientasi Serat
Susunan dari orientasi dan konsentrasi dari masing-masing
arah serat relative terhadap yang lainnya. Konsentrasi serat dan distribusinya
didalam suatu matriks sangat mempengaruhi sifat mekanik dari suatu material
komposit.