Karburisasi adalah proses perlakuan panas termokimia
yang dilakukan untuk menambah komposisi karbon dipermukaan baja. Dengan
demikian agar baja tersebut dapat dikeraskan permukaanya perlu dilakukan
pengubahan komposisi dari baja tersebut. Pengubahan komposisi dilakukan dengan cara melarutkan
karbon pada permukaan baja. Prinsip karburisasi tidak lain hanyalah
mendifusikan karbon ke permukaan benda kerja. Proses karburisasi dilakukan pada
temperatur berkisar 850oC sampai dengan 950o C. Proses
karburisasi ini biasanya dilakukan pada baja karbon rendah dan baja karbon
sedang.
Beberapa komponen mesin mempunyai masalah dalam soal keausan
permukaan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pengerasan
permukaan, dan salah satu proses pengerasan permukaan adalah dengan metode
karburisasi. Reaksi dari proses karburisasi adalah :
CO2 + C (arang) --> 2 CO
2 CO --> CO2 +
C (larut dalam baja)
Media karbon yang dibutuhkan dalam proses ini
didapatkan dari media yang berbentuk gas, cair, ataupun padat. Pemanasan dengan
temperatur rendah mengakibatkan karbon tidak dapat melebur didalam baja. Baja
dan media karburisasi harus dipanaskan
secara bersama-sama selama berlangsungnya
proses karburisasi pada suhu tinggi. Dalam prakteknya karburisasi
berkerja pada temperatur 870oC -950oC dan setelah dikarburisasi
biasanya logam langsung diquenching
atau didinginkan cepat.
Proses karburisasi bertujuan untuk :
1.
Meningkatkan kandungan karbon.
2.
Meningkatkan ketahanan aus.
3.
Meningkatkan ketahanan fatik.
4.
Menambah kekerasan pada permukaan baja.
A. Karburisasi Padat (Pack Carburizing)
Proses ini memerlukan komponen-komponen padat sebagai
media karburisasi. Material yang ingin diproses dimasukkan kedalam kotak
tertutup kemudian ditaburi dengan media karbon seperti briket batubara yang
terlebih dahulu telah dicampur dengan bahan kimia barium karbonat (BaCO3)
sebagai katalisator yang berfungsi sebagai pengubah bentuk karbon sehingga
menjadi gas CO2 secara keseluruhan. Gas ini bereaksi dengan karbon
yang ada sehingga menghasilkan karbon monoksida yang bereaksi dengan permukaan
baja dan membentuk atom karbon didalam baja. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi
selama dilakukannya proses karburisasi padat adalah :
·
Pada temperatur rendah oksigen didalam udara
bercampur dengan karbon yang terdapat pada media dan akan menghasilkan karbon
dioksida dengan reaksi sebagai berikut :
CO2 + C --> 2 CO
·
Bila temperatur meningkat, reaksi keseimbangan
kearah kanan dan menghasilkan karbon monoksida. Karbon monoksida berubah pada
permukaan baja untuk menghasilkan karbon dioksida dan atom karbon, hal itu
ditunjukkan dalam reaksi berikut ini :
2 CO --> CO2 +
C
Atom karbon yang dihasilkan dari reaksi diatas kemudian
larut dengan mudah kedalam fasa austenit pada baja dan berdifusi. Sedangkan
karbon dioksida yang dihasilkan dari reaksi diatas bereaksi kembali dengan
karbon yang terdapat pada media, diikuti kembali dengan penguraian CO pada
permukaan logam. Siklus ini terjadi berulang-ulang selama proses karburisasi
berlangsung.
Pada proses pembentukan gas CO2 dan CO
seperti yang telah diuraikan diatas, berlangsung dalam waktu yang sangat
lambat. Untuk mengatasi hal tersebut maka didalam media ditambahkan katalisator.
Katalisator yang dapat ditambahkan dalam proses ini antara lain adalah BaCO3,
BaCl, BaO, CaO dan dalam penelitian ini katalisator yang digunakan adalah BaCO3
(Barium Karbonat). Media karbon yang digunakan dalam penelitian ini
adalah briket batubara, dengan komposisi 95% briket batubara dan 5% barium karbonat.
Pada temperatur yang tinggi, penambahan barium karbonat pada proses karburisasi
berfungsi untuk mampercepat pembentukan gas CO seperti yang ditunjukkan oleh
reaksi berikut :
BaCO3
+ C --> BaO + 2 CO
Karbon dioksida yang terbebas selama karburisasi
dikeluarkan lebih cepat daripada kecepatan pembentukan. Hal ini disebabkan
tekanan pengurainya lebih rendah dari barium karbonat ketika bereaksi dengan
karbon dioksida, reaksinya sebagai berikut :
BaO + CO2 --> BaCO3
·
Setelah temperatur karburisasi dicapai dengan
waktu yang singkat, kondisi perubahan keseimbangan terjadi secara serentak dan
terus menerus. Kerja katalis sebenarnya adalah untuk memisahkan oksida logam
dengan karbon dioksida sesuai dengan reaksinya :
BaCO3
--> BaO + CO2
Karbon dioksida kemudian terbebas, reaksi dengan karbon
yang timbul membentuk karbon monoksida. Reaksinya adalah :
CO2 + C --> 2 CO
2 CO --> CO2 + C
Karbon
monoksida yang terbentuk kemudian akan larut dalam fasa austenit dan akan
bereaksi dengan Fe, reaksinya :
3 Fe + 2
CO --> Fe3C + CO2
B Karburisasi
Gas
Karburisasi gas menggunakan media gas yang berasal
dari butan, propan, lalu dicampur dengan udara dan Ni sebagai katalis. Pada
pengkarbonan dengan gas, kadar karbon
yang terbentuk di permukaan baja dapat dikontrol. Proses ini biasanya
dilakukan untuk pengerjaan pada komponen-komponen yang kecil. Benda kerja
diletakkan pada suatu jenis tungku tertentu dimana proses karburisasi berlangsung
dengan jalan mengalirkan gas. Gas yang digunakan adalah gas CO dan gas hidrokarbon.
Gas untuk karburisasi dapat diperoleh dengan cara :
·
Mengalirkan cairan karburisasi kedalam tungku.
Cairan ini kemudian diteteskan pada suatu pelat dalam tungku sehingga cairan
tersebut berubah menjadi uap.
· Mengalirkan gas yang dibuat dalam suatu
generator.
· Mengalirkan gas hidrokarbon dan udara secara langsung
kedalam tungku.
· Melaksanakan proses karburisasi dalam tungku
vakum dengan cara mengalirkan gas hidrokarbon kedalam tungku. Dengan cara ini
pelaksanaan proses karburisasi cair dapat dilakukan pada temperatur yang lebih
tinggi sehingga waktu proses menjadi lebih singkat.
C Karburisasi Cair
Media cair yang digunakan adalah berbentuk garam yang
mengandung karbon. Penggunaan media cair dalam proses ini memiliki beberapa
keuntungan baik dari aspek kualitatif maupun ekonomi. Cara ini sangat cocok
diterapkan pada benda kerja yang relatif kecil. Pemanasannya berlangsung
homogen dan selama proses karburisasi berlangsung, oksidasi dan dekarburisasi
dapat dicegah.
Jenis garam yang digunakan umumnya adalah yang banyak
mengandung NaCN atau KCN. Garam ini kemudian dicampur dengan bahan activator seperti NaCl, BaCl, KCl, atau
Na2CO3. Penambahan activator
ini berfungsi sebagai pemercepat reaksi pada proses pengkarburisasian.
Dalam praktek, garam NaCN lebih umum digunakan
dibandingkan dengan KCN karena berbagai alasan sebagai berikut :
·
NaCN lebih murah.
· Mengandung banyak karbon, hal ini mengakibatkan
untuk temperatur dan waktu proses yang sama NaCN memberikan lapisan yang lebih
tebal.
·
Titik cair NaCN relatif rendah, NaCN mencair
mulai suhu 500oC.
Untuk waktu dan temperatur
proses karburisasi sama, penetrasi karbon pada proses karburisasi dengan
menggunakan media zat cair lebih besar dibandingkan menggunakan zat padat.
Kadar NaCN yang diizinkan untuk proses ini berkisar antara 25% sampai dengan
50%. Komposisi campuran garam sangat berpengaruh terhadap sifat permukaan yang
akan diperoleh. Oleh karena itu perlu penelaahan yang teliti sebelum memilih
garam yang akan digunakan untuk proses karburisasi.
0 komentar:
Posting Komentar